Abdus Syukur*
Di tengah derasnya arus perubahan, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) tak boleh hanya menjadi penonton atau sekadar pengingat sejarah. Kita harus hadir sebagai kekuatan yang menyatu dengan denyut masyarakat dan menjadi mitra strategis bagi pemerintah. Bukan hanya untuk kepentingan profesi, tetapi demi masa depan bangsa yang lebih tercerahkan.
PWI bukan sekadar organisasi wartawan. Ia adalah rumah besar bagi para penjaga nurani, penyalur suara publik, dan penyangga akal sehat demokrasi. Sudah saatnya kita memperkuat peran itu dengan langkah-langkah nyata, bukan basa-basi.
Enam pendekatan berikut ini semoga bisa menjadi bahan renungan dan arah langkah kita bersama—agar PWI lebih diperhatikan, lebih didengar, dan sungguh-sungguh memberi dampak.
1. Bangun Kemitraan Strategis, Bukan Sekadar Seremonial
Tawarkan kerja sama yang nyata dan bermanfaat: pelatihan literasi media bagi ASN, kampanye anti-hoaks, atau publikasi program-program prioritas pemerintah daerah. Jangan hanya hadir saat seremoni; hadirkan nilai.
2. Suarakan Isu Publik, Bukan Hanya Keluhan Profesi
Mari jadikan PWI sebagai corong suara masyarakat. Bila kita membawa aspirasi publik, pemerintah akan melihat kita sebagai mitra yang relevan dan strategis, bukan sekadar pencari fasilitas.
3. Libatkan Tokoh Pers dalam Forum Formal
Kehadiran kita dalam FGD, Musrenbang, atau tim komunikasi kebijakan bukan untuk duduk manis, tetapi untuk memastikan bahwa perspektif publik hadir dalam proses pengambilan keputusan.
4. Gunakan Media Sendiri untuk Bangun Posisi Tawar
Media adalah kekuatan kita. Gunakan untuk menyampaikan capaian, menyuarakan kritik yang membangun, serta menunjukkan komitmen kolaborasi dengan pemerintah.
5. Ajukan Program, Bukan Permintaan
Jangan datang membawa proposal bantuan—datanglah membawa solusi. Program seperti Desa Sadar Informasi, Jurnalis Masuk Sekolah, atau pelatihan public speaking bagi pejabat bisa menjadi pintu masuk membangun kepercayaan.
6. Bangun Kepercayaan Pribadi, Bukan Sekadar Surat Resmi
Pendekatan personal yang tulus dan santun sering kali lebih membuka pintu daripada surat-surat resmi yang menumpuk di meja birokrasi. Bangun relasi, bukan hanya komunikasi.
Semoga tulisan ini menjadi pemantik semangat baru bagi kita semua, untuk terus menghidupkan marwah PWI dengan karya dan sikap yang mulia.
*Wakil Ketua PWI NTB