PARA wartawan Bumi Gora akan mendapat penyegaran. Tambahan ilmu pengetahuan khusus bidang jurnalistik dari seniornya melalui agenda rutin tahunan Safari Jurnalistik 2023.
Dalam Safari kali ini akan datang para pengurus PWI Pusat. Ada Ketua PWI Pusat, Atal S Depari, Nurjaman Mochtar, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat. Ada juga Dr Suprapto Sastro Atmojo yang akan menyampaikan materi “Menulis Konten yang Shareable”.
Hariqo Wibowo Satria akan tampil juga dengan materi Menangkap Peluang Bisnis di Era Media Baru. Sedangkan Merdi Sofansah akan membawakan materi yang tidak kalah menarik Wartawan Masa Depan: Multitasking Jounalist dan Pengembangan Artificial Intelegen (AI).
Head of Coorporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto yang merupakan mitra kerja PWI Pusat juga akan mengisi panggung Safari Jurnalistik dengan tema besar “Meningkatkan Kompetensi Wartawan di Era AI”.
Dibuka Gubernur NTB, Zulkieflimansyah akan berlangsung pada Kamis, 14 September di Hotel Santika, Mataram.
Sebelum mengikuti acara Safari Jurnalistik yang diisi dengan workshop itu, ada baiknya teman teman wartawan siapkan “bekal” agar ketika tiba sesi tanya jawab, diskusinya menjadi lebih cair dan berisi
Baik, kita mulai dari AI. Apa itu Artificial Intelligence (AI)? AI atau kecerdasan buatan merupakan bidang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem yang mampu melakukan tugas-tugas yang sejauh ini hanya bisa dilakukan oleh manusia.
Sistem ini ditraining menggunakan data dan algoritma khusus yang memungkinkannya untuk belajar, memahami, dan menganalisis informasi serta membuat keputusan secara otomatis.
Dalam konteks jurnalistik, AI dapat memainkan peran yang signifikan. Lantas apa manfaat AI itu bagi wartawan? Di antaranya, pemrosesan data. AI dapat membantu dalam mengumpulkan dan menganalisis besar volume data yang sangat cepat, memberikan wartawan pemahaman yang lebih baik tentang tren dan pola yang muncul. Hal ini memungkinkan mereka untuk membuat laporan yang lebih mendalam dan akurat.
AI juga bisa membuat konten. AI dapat mempercepat proses penulisan, menghasilkan artikel berita berdasarkan data yang ada atau membangun ringkasan dari laporan. AI juga dapat digunakan untuk membuat konten berbasis data, seperti laporan keuangan atau hasil pemilu, dengan cepat dan efisien.
Tidak hanya itu, AI juga mampu melakukan verifikasi fakta. AI dapat membantu dalam memverifikasi kebenaran atau kekeliruan informasi dengan mencocokkan data dengan referensi yang diketahui atau dengan menggunakan metode deteksi kebohongan. Ini membantu wartawan dalam menyediakan informasi akurat dan dapat dipercaya kepada pembaca.
AI juga bisa melakukan penerjemahan. Dengan menggunakan teknologi pemrosesan bahasa alami, AI bisa membantu wartawan dalam menerjemahkan artikel atau laporan dari bahasa asing ke bahasa lokal dengan kecepatan tinggi dan tingkat akurasi yang tinggi.
AI dapat digunakan juga untuk mengambil konten relevan dari berbagai sumber seperti media sosial, blog, atau sumber berita lainnya, untuk membantu wartawan membuat kurasi konten yang lebih baik dan memberikan informasi yang terbaru kepada pembaca.
AI juga bisa melakukan personalisasi berita. Dengan menggunakan data yang dikumpulkan dari perilaku pengguna, AI dapat menyajikan informasi sesuai dengan minat dan preferensi individu. Hal ini membantu wartawan menyampaikan konten yang relevan dan menarik bagi setiap pembaca.
Meningkatkan efisiensi. AI dapat membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan wartawan dengan melakukan tugas-tugas rutin seperti pencarian informasi, pengorganisasian data, atau transkripsi wawancara secara otomatis. Dengan demikian, wartawan dapat lebih fokus pada kegiatan kreatif dan analitis.
Meskipun AI memiliki potensi besar dalam membantu wartawan, namun kita harus tetap berhati-hati dalam menggunakannya. Wartawan perlu mempertimbangkan konsekuensi etis, seperti penyebaran informasi yang salah atau kurangnya kontrol terhadap narasi yang disimpan di dalam teknologi AI.
Untuk itu, di era kecerdasan buatan ini, wartawan perlu meningkatkan kompetensi. Apa saja langkah yang dapat diambil?
Pertama, mengadakan pelatihan bagi wartawan yang sudah bekerja untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang AI dan cara mengaplikasikannya dalam pekerjaan jurnalistik.
Kedua, Penelitian dan Inovasi. Mendorong wartawan untuk melakukan penelitian dan inovasi dalam penerapan AI dalam pekerjaan mereka. Misalnya, mengembangkan algoritma untuk menganalisis data besar (big data) dan memprediksi tren berita di masa depan. Penelitian ini dapat membantu menghasilkan berita yang lebih akurat dan relevan dengan cepat.
Ketiga, Kolaborasi dengan Ahli AI. Membangun kerja sama dengan ahli AI dan ilmuwan komputer untuk mempelajari dan memahami potensi AI dalam jurnalisme. Melalui kolaborasi ini, wartawan dapat belajar bagaimana menggunakan teknologi AI untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi dengan lebih efektif.
Keempat, kesadaran etika. Memperkuat pengetahuan wartawan tentang etika AI dan dampaknya bagi masyarakat. Mendorong mereka untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang etika AI dan mempertimbangkan implikasi yang ditimbulkan oleh penggunaan teknologi ini dalam pemberitaan.
Kelima, adaptasi dan fleksibilitas.
Mendorong wartawan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi AI. Mereka perlu terbuka terhadap perubahan dan siap mengembangkan keterampilan baru dalam menghadapi tantangan baru yang muncul.
Keenam, penggunaan alat dan Slsumber daya digital. Menggunakan alat dan sumber daya digital yang didukung AI untuk membantu proses perawatan berita, seperti pengumpulan dan analisis data, deteksi disinformasi, dan pengeditan otomatis. Memanfaatkan kemampuan teknologi ini dapat membantu wartawan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan mereka.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, wartawan dapat meningkatkan kompetensi mereka dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh kecerdasan buatan. Kemampuan AI harus diaplikasikan dengan bijak dan etis untuk menjaga kualitas dan integritas jurnalisme di era AI. (abdus syukur dari berbagai sumber)