MATARAM (NTBNOW.CO) – Sebagai wujud kepedulian dalam pencegahan dan percepatan penurunan stunting, Pergerakan Wanita Nasional Indonesia (PERWANAS) bersama tiga organisasi kemasyarakatan (ormas) wanita dan satu dari Gerakan Pramuka, Rabu (2/11/2022), berkumpul di Ballroom Cendrawasih Hotel Golden Palace Kota Mataram.
Penanggungjawab kegiatan dr. Nita Mardiah, M.K.M. dalam laporannya menyampaikan, kegiatan bertajuk Pertemuan Fasilitasi Peran Serta Ormas dalam Mendukung GERMAS melalui Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting, sebagai langkah konkret Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (PKPM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mendorong penurunan angka stunting, untuk percepatan pencapaian target stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di enam ibukota provinsi se-Indonesia, dan NTB menjadi salah satu provinsi yang terpilih untuk penyelenggaraan kegiatan,” ungkapnya.
Dikatakan, pemerintah telah berupaya menatasi permasalahan stunting melalui berbagai program percepatan, yang menyasar remaja putri, ibu hamil, balita dan masyarakat umum.
“Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dan memerlukan bantuan dari seluruh komponen masyarakat, termasuk ormas khususnya yang terkait gerakan cegah stunting itu penting, yang beberapa waktu lalu diluncurkan Menteri Kesehatan,” katanya.
Disebutkan, Kemenkes RI melalui Direktorat PKPM tahun ini kembali melakukan kegiatan kemitraan dengan ormas, dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia, dimana tahun-tahun sebelumnya kemitraan dengan ormas melalui swakelola tipe tiga, dimana penyelenggaraannya dilakukan sepenuhnya oleh ormas.
“Tahun ini kita menggunakan swakelola tipe satu, dimana penyelenggara kegiatan dilakukan langsung oleh Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut Mardiah menuturkan, kegiatan dalam mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui pencegahan dan percepatan penurunan stunting, dilaksanakan serentak selama tiga hari di enam ibukota provinsi.
“Yakni Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Serang dan di Mataram yang diikuti oleh 900 kader dari 10 ormas, yang telah memiliki MoU (Memorandum of Understanding, red) dengan Kementerian Kesehatan,” sebutnya.
Sementara Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PERWANAS Hj. Rosa Ocha Muhammad mengatakan, dalam keiatan tersebut peserta dari unsur PERWANAS datang dari lima kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Jadi khusus dari PERWANAS sudah terregistrasi sebanyak 30 orang kader dari lima kabupaten/kota di NTB sebagai peserta. Sedangkan kabupaten/kota yang sudah ditentukan diantaranya Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kabupaen Bima,” ucapnya
Sapaan Hj. Ocha itu menjelaskan, data menunjukkan bahwa satu dari empat bayi lahir dengan kondisi stuted, dimana kondisi tersebut diakibatkan ibu si-bayi sejak remaja mengalami kurang gizi dan anemia.
“Itulah kemudian upaya pencegahan stunting harus dimulai sebelum bayi lahir, bahkan sejak perempuan di usia remaja,” katanya.
Hj. Ocha berpendapat bahwa program Kemenkes RI terkait pencegahan dan percepatan penurunan stunting, harus mendapat dukungan segenap elemen bangsa terutama kaum wanita.
“Jadi wanita jangan selalu dijadikan objek, tapi dalam kasus stunting ini wanita harus dilibatkan dalam setiap program pemberdayaan. Semoga kegiatan ini berjalan sebagaimana yang diharapkan, sehingga kasus stunting di NTB bisa segera dituntaskan,” tutup Hj. Ocha.
Dalam acara pembukaan hadir dan memberikan sambutan secara daring Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. HL. Hamzi Fikri. Usai acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi dari Direktorat PKPM Kemenkes RI dr. Nita Mardiah, M.K.M. (red)