SETELAH terdampak pandemi beberapa tahun lalu, dunia pariwisata indonesia perlahan mulai bangkit. Sektor pariwisata sebagai salah satu penghasil devisa utama sangat merasakan dampak tersebut. Namun berbagai terobosan dan program kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif menuai hasil. Hal ini juga tak terlepas dari peran sektor usaha pendukung pariwisata serta organisasi pariwisata yang bahu membahu membangun kembali sektor ini.
Salah satunya Masata (Masyarakat Sadar Wisata). Masata merupakan salah satu organisasi yang konsen terhadap pengembanguan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata.
Dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Masata merupakan mitra kerjanya. Selain itu dalam upaya penyerapan SDM pariwisata di dunia kerja Masata memiliki afiliasi dengan QuKerja sebagai perusahaan job portal yang berperan untuk memfasilitasi lulusan dari Poltekpar Lombok untuk dapat diterima di dunia kerja baik dalam maupun luar negeri.
Untuk kebutuhan calon tenaga kerja Luar Negeri QuKerja bermitra dengan beberapa Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang tercatat resmi di Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan saat ini QuKerja memiliki beberapa peluang kerja yang berasal dari P3MI untuk kompetensi perhotelan di Luar Negeri yang siap menyerap kelulusan dari Poltekpar Lombok.
Masata menggandeng QuKerja untuk penciptaan lapangan pekerjaan bagi tenaga-tenaga yang memiliki skill. Sedangkan Poltekpar sebagai pencetak dan penyedia tenaga ahli kepariwisataan.
Untuk mengakselerasi program Kementerian, pengembangan dan peningkatan SDM pariwisata saat ini Masata telah memiliki 30 DPD se-Indonesia.
Hal ini dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Priskhianto didampingi jajarannya yakni Gatut Setiawan selaku Direktur operasional QuKerja, Abdul Razak Waketum SDM Masata sekaligus sebagai Kepala Bagian SDM QuKerja dan
Arie Wiryawan Harun selaku Kabid Infrastruktur Masata dan Direktur Pengembangan Usaha QuKerja dalam penandatanganan MoU dengan Poltekpar Lombok yang, Jumat (2/9/2022).
Dalam kesempatan tersebut Direktur Poltekpar Lombok menyaksikan secara online penandatanganan MoU itu karena sedang berada di Jakarta dan diwakili hadir oleh Pembantu Direktur Amirosa Ria Satiadji serta jajaran.
Priskhianto menilai DPD Masata NTB sangat aktif dalam peran serta membangun kepariwisataan.
“Dan NTB merupakan pilot projectnya DPP. Kita inisiasi dan kita akan libatkan DPD untuk aktif termasuk DPD lain di Indonesia supaya penanganan pariwisata bisa berkelanjutan,” ujarnya.
Diungkapkan Direktur QuKerja ini, untuk memperkuat organisasi ini pihaknya bermitra juga dengan salah satu perusahaan yang memiliki aplikasi dan fasilitas dalam rangka peningkatan SDM Pariwisata serta penyerapan kelulusan poltekpar.
“Masata selalu berinovasi dan berperan nyata dalam membangun SDM dengan bekerjasama secara terbuka dengan berbagai pihak. karena hal ini sangat penting dalam memberi pelayanan yang excelent (terbaik) kepada wisatawan sehingga mereka tidak kapok untuk berkunjung,” ujarnya.
Penandatangan MoU kerjasama Masata dan QuKerja dengan Poltekpar ini ungkap dia dilakukan karena Poktekpar memiliki produk yang siap di bidang pariwisata. Poltekpar memiliki kelebihan dimana lulusan nya tidak sulit mencari pekerjaan.
“Namun demikian kita berharap para lulusan nya mendownload aplikasi QuKerja yang kita siapkan sehingga memudahkan mereka dalam mengeksplore diri sesuai job yang diinginkan,” cetusnya.
Dalam hal pendampingan, Masata imbuh dia membutuhkan tenaga ahli (expert) dalam bidang pariwisata. Mereka (para tenaga ahli red.) harus paham pengelolaan seperti destinasi, kuliner, budaya dan pelayanan bagi wisatawan, sehingga wisatawan memiliki pengalaman berkualitas dan kesan yang baik untuk datang berkunjung kembali.
“Mereka wisatawan akan meninggalkan kesan baik dan bercerita dengan yang lain tentang daerah yang pernah dikunjunginya. Kadang perangkat desa wisata desa belum teredukasi dengan baik terutama dalam menangani wisatawan. Bagaimana kita bisa memenangkan si wisatawan sehingga mereka datang lagi dengan bekal pendampingan dari Masata,” tukasnya.
Disebutnya bahwa Lombok ini unik dan lengkap. Semua ada namun butuh penanganan berkelanjutan alias sustainable tourism sehingga lombok bisa memberikan produk wisata yang bisa jadi trigger bagi wisatawan.
“Lombok harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan apalagi saat ini zaman digital. Sebagai majority muslim memang ada kaidah keimanan yang mereka pegang teguh namun kita harus tau tujuan orang berwisata ini ingin santai nyaman sehingga harus melepas segala atribut. Wisata religi sesuai brand NTB khususnya Lombok dengan budaya ikonik seperti desa sade misalnya bisa diangkat mendunia. Kekayaan kerajinan, kuliner juga kan tidak merubah budaya namun kekuatan potensi itulah yang harus dibangun,” tandasnya panjang lebar.
Sementara itu Abdul Razak menekankan peningkatan SDM itu sangat penting apalagi untuk keberlanjutan (sustainable) program.
Diterangkan ada beberapa poin terkait sustainable program diantaranya: Pertama yakni Pendampingan SDM desa wisata meliputi tata kelola desa wisata, manajemen homestay, digital marketing, pemandu wisata dimana Masata akan menginisiasi semua pemandu wisata untuk berkolaborasi dalam pengelolaan sustainable tourisme ini.
“Kedua Pelestarian budaya, dalam hal ini kita bersama-sama akan melakukan penelitian bagaimana supaya tourism sustainable itu berjalan semua. Komponen pariwisata akan kita eksploring dengan menghadirkan praktisi learning expert yang memberikan kuliah umum di semua Poltekpar, dan mendukung pengabdian mahasiswa kepada masyarakat,” ujarnya.
“Berikutnya Sadar wisata terkait eksploring SDA dan SDM kemudian bagaimana mengemas produk dengan packaging yang menarik, bagimana memberi pengetahuan dan pengalaman kepada mereka yang datang alias switching culture,” sambungnya.
Masata dan QuKerja berkomitmen akan membantu NTB, memberikan pengetahuan bagaimana mempresentasikan. Supaya benar-benar nantinya baik dari Masata dan QuKerja juga bisa mengimplementasi apa yang di kerjasamakan.
Terpisah Ketua DPD Masata NTB, Askar DG Kamis mengapresiasi upaya DPP Masata yang memberi perhatian khusus kepada NTB dalam hal pengembangan SDM pariwisata.
“Terima kasih sudah ke NTB karena dapat perhatian khusus dari Masata. Masata bisa membantu lebih banyak lagi SDM pariwisata dalam pengembangan skill. Apalagi kita bekerja dua sisi yakni luar dan dalam, Masata memiliki link dalam dan luar negeri sebagai jembatan ke dunia kerja serta pengembangan skill bagi lulusan pariwisata yang ingin bekerja di bidang pariwisata,” tutupnya.
Dalam sambutan via online, Direktur Poltekpar Lombok Herry Rachmat Widjaja mengatakan kerjasama yang berkelanjutan ini selaras dengan penyelenggaraan G20
yang bertema “Recover Together, Recover Stronger”. Kerjasama ini memiliki dampak positif bagi pengembangan SDM pariwisata.
“Kerjasama ini memberi manfaat buat kita karena kerjasama ini bagian penting sebagai indikator penilaian untuk capaian Poltekpar tiap tahunnya. Kekuatan kerjasama kami hadirkan di Poltekpar untuk laksanakan,” cetusnya.
Acara MoU ini dihadiri juga oleh semua pengurus Masata Kabupaten/ Kota se-Lombok, para praktisi pariwisata, mahasiswa Poltekpar Lombok serta para Dosen.
Adapun Point of view Masata dengan Poltekpar:
1. Pendampingan SDM Pariwisata
2. Sosialisasi program Sadar Wisata
3. Peran serta aktif pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam:
– pendidikan
– penelitian
– pengabdian masyarakat
Point of View QuKerja:
– Menyiapkan tenaga kerja terampil, terdidik, terlatih dan berpengalaman
– Penyerapan Tenaga Kerja ke Luar Negeri
– Pre assessment
– Bantuan pembiayaan canaker luar negeri. (has/*)