Membangun Pariwisata Ramah Muslim yang Berkelanjutan dan Berkarakter di NTB

MATARAM (NTBNOW.CO)– Workshop Friendly Moslem Tourism yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi ajang penting untuk memperkuat arah pengembangan pariwisata daerah berbasis nilai-nilai keislaman, keramahan, dan keberlanjutan.

Kegiatan yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan lintas sektor ini Kamis, 13 November di Hotel Lombok Raya, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Mulki, yang hadir mewakili Kepala Dinas Pariwisata NTB.

Dalam sambutannya, Mulki menegaskan pentingnya menjadikan konsep Friendly Moslem Tourism sebagai pondasi pelayanan pariwisata yang tidak hanya eksklusif bagi umat Muslim, tetapi juga bersifat universal.

“Pariwisata ramah Muslim bukan hanya untuk wisatawan Muslim, tetapi untuk semua. Prinsipnya adalah memberikan rasa nyaman, menghargai waktu ibadah, dan menyediakan fasilitas yang layak bagi semua pengunjung,” ujarnya.

Mulki menyoroti masih adanya hotel dan fasilitas wisata di NTB yang belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan dasar wisatawan Muslim, seperti arah kiblat di kamar, tempat wudu yang layak, dan pengingat waktu salat.

“Kita masih menemukan beberapa hotel yang belum menyediakan arah kiblat, dan bahkan ada yang terpaksa wudu di wastafel. Ini bukan semata soal fasilitas, tetapi cerminan dari pelayanan yang menghargai nilai dan kebutuhan tamu,” tambahnya.

Menurutnya, konsep Moslem Friendly Tourism harus diwujudkan melalui penyediaan akses ibadah yang mudah, fasilitas publik yang bersih, serta pelayanan yang ramah dan sopan. Selain itu, pendekatan ini juga menjadi bagian penting dari pelestarian budaya lokal dan penguatan ekonomi masyarakat.

“Friendly Moslem Tourism adalah wujud nyata keseimbangan antara spiritualitas, budaya, dan ekonomi. Ini bukan hanya tentang wisata halal, tapi juga tentang bagaimana kita menjaga identitas dan karakter daerah,” jelasnya.

Mulki juga menegaskan bahwa Dinas Pariwisata NTB harus menjadi “rumah besar” bagi semua pihak yang memiliki kepentingan terhadap kemajuan pariwisata daerah.

“Mari jadikan Dinas Pariwisata sebagai rumah besar kita bersama. Tempat di mana ide, inovasi, dan kolaborasi bisa tumbuh untuk membangun NTB yang lebih maju dan berdaya saing,” ajaknya.

Ia optimistis, dengan sinergi lintas sektor dan semangat kebersamaan, NTB akan semakin dikenal sebagai destinasi unggulan pariwisata ramah Muslim di tingkat nasional maupun internasional. Terlebih, berbagai event nasional dan internasional kini mulai banyak digelar di NTB — bukti nyata bahwa daerah ini semakin dipercaya dan diakui dunia. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *