Wings Air Buka Rute Baru Waingapu–Lombok, Dua Pulau Kini Tak Sekadar Saling Menatap di Peta

MATARAM (NTBNOW.CO)–Sudah lama warga Sumba ingin ke Lombok tanpa harus menunggu berjam-jam di Kupang atau menyeberang lewat Bali. Tapi keinginan itu, selama bertahun-tahun, hanya berhenti di angan. Pesawat belum sepakat.

Kini, langit tampaknya ikut berembuk. Wings Air resmi membuka dua rute baru: Lombok–Waingapu dan Lombok–Tambolaka. Rute yang sederhana di peta, tapi berarti besar bagi orang di dua pulau. Ini bukan cuma penerbangan baru. Ini koneksi batin antar Nusa Tenggara. Dan seperti banyak hal di timur Indonesia — semuanya dimulai dengan niat baik.

Untuk menandai pembukaan rute itu, Wings Air menggelar Fam Trip “Waingapu–Lombok” pada 11–14 Oktober 2025.

Sebanyak 22 pelaku pariwisata dari Sumba ikut dalam perjalanan ini. Ada juga dua jurnalis dan dua influencer — mereka datang bukan hanya membawa kamera, tapi juga rasa ingin tahu.

Mereka diterima dengan hangat di Mataram. Di satu meja, para penggerak pariwisata NTB duduk bersama. Kepala Dinas Pariwisata, Kabid Pemasaran, Kabid Kelembagaan, Ketua BPPD NTB, Ketua PHRI, Ketua ASITA, dan beberapa kepala dinas dari kabupaten/kota.

Mereka bicara tentang satu hal yang sama: kolaborasi. “Kami ingin teman-teman dari Sumba mengenal Lombok lebih dekat — alamnya, budayanya, kulinernya,” ujar Ahmad Nur Aulia, Kepala Dinas Pariwisata NTB. “Semoga lahir paket wisata gabungan Lombok–Sumba Experience, yang saling mengisi dan memperkuat.”

Kata Sahlan M. Saleh, Ketua BPPD NTB, lebih sederhana tapi dalam. “NTB dan NTT ini seperti dua saudara yang lama tak bertegur sapa. Sekarang, pesawat ini seperti jembatan yang mempertemukan kembali.”

Dan memang, di balik gemuruh mesin ATR 72, ada sesuatu yang lebih halus: harapan. Bahwa langit bisa jadi penghubung, bukan sekadar lintasan.

“Dulu orang Sumba kalau mau ke Lombok harus lewat Kupang atau Bali. Sekarang cukup satu jam penerbangan. Lebih cepat, lebih murah, lebih manusiawi,” ujar Rinus Togarma Zebua, Area Manager Lion Air Kupang–Flores–Waingapu.

Ia menyebut, Wings Air tidak ingin berhenti di langit pariwisata saja. Ada rencana lebih jauh — menjajaki kerja sama di bidang pendidikan, kesehatan, bahkan investasi antar dua provinsi. “Kami sudah berdiskusi dengan Kadin NTB dan Kadin NTT, difasilitasi langsung oleh Pak Bobilianto dan Pak Farhandi. Ini langkah awal untuk menghubungkan ekonomi dua daerah,” tambahnya.

Lombok kini punya posisi strategis. Saat Bali mulai mengatur ulang kapasitas penerbangannya, Wings Air justru menjadikan Lombok sebagai hub baru untuk kawasan timur Indonesia. Sebuah langkah yang cerdas dan visioner.

Konektivitas ini juga membuka jalan baru bagi dunia pendidikan. Anak-anak muda dari Waingapu kini bisa menempuh studi di Universitas Mataram (Unram) tanpa harus menanggung ongkos besar. Fakultas Kedokteran Unram yang sudah terakreditasi A kini hanya sejauh satu jam terbang.

Ketua ASITA NTB, Dewantoro Umbu Joka, mungkin paling tepat merangkum semangat ini. “Fam Trip ini bukan sekadar jalan-jalan. Ini gerakan kecil yang menyatukan dua wilayah Nusa Tenggara dalam semangat kolaborasi berkelanjutan.”

Di atas kertas, rute baru Wings Air ini cuma garis tipis di peta Indonesia timur. Tapi bagi banyak orang, itu garis yang menyambung hidup. Yang dulu terputus oleh laut dan waktu.

Kini, dari Waingapu ke Lombok, dari Lombok ke Tambolaka, tak lagi hanya mimpi. Langit timur Indonesia akhirnya punya jembatan sendiri — sayap yang bukan hanya membawa penumpang, tapi juga harapan. (red)

Keterangan Foto:

Rinus Togarma Zebua, Area Manager Lion Air Kupang, Flores, Waingapu memberikan cinderamata kepada Kadis Pariwisata NTB, Ahmad Nur Aulia. Peserta Fam Trip foto bersama. (foto: dion)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *