Cegah Insiden MBG, BGN RI Latih Standarisasi SPPG di Pulau Lombok

LOMBOK BARAT (NTBNOW.CO)–Menjawab meningkatnya perhatian publik terkait dugaan kasus keracunan makanan, pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa daerah, Badan Gizi Nasional (BGN) Republik Indonesia bergerak cepat. Melalui Deputi Promosi dan Kerja Sama, BGN RI menyelenggarakan Pelatihan Standarisasi Penyelenggaraan Satuan Penyelenggara Pelayanan Gizi (SPPG) dan Uji Kompetensi bagi penyelenggara SPPG di Pulau Lombok.

Kegiatan itu akan berlangsung selama dua hari, Senin–Selasa (6–7 Oktober 2025), di Hotel Merumatta Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 10 SPPG dengan total 40 peserta mengikuti pelatihan tersebut dengan antusias.

Sekretaris Deputi (Sesdep) Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN RI, Kombes Pol. Lalu Muhammad Iwan Mahardan, S.I.K., M.M., menekankan pentingnya peningkatan kapasitas dan profesionalisme tenaga SPPG, dalam menjalankan program nasional Makan Bergizi Gratis.

“Pelatihan ini menjadi momentum penting agar penyelenggaraan makan bergizi gratis, tidak hanya dijalankan oleh mereka yang pandai memasak, tetapi juga oleh tenaga yang memahami standar keamanan, kebersihan, dan gizi yang tepat,” ujar Kombes Lalu Iwan.

Ia juga mengingatkan para peserta, untuk fokus selama pelatihan dan menjadikan kegiatan tersebut, sebagai ruang pembelajaran resmi yang membawa manfaat langsung ke lapangan.

“Saya berharap peserta pelatihan bisa fokus, karena ilmu yang diperoleh di sini akan menentukan kualitas pelayanan gizi di dapur masing-masing,” ucapnya.

Lebih lanjut Sesdep Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN RI sapaan Mamiq Lalu menjelaskan, pelatihan tersebut difokuskan pada tujuh aspek standar utama, yang wajib diterapkan setiap SPPG di seluruh Indonesia, yakni standar Kebersihan dan Sanitasi, standar Keamanan Pangan, standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), standar Operasional Prosedur (SOP), standar Logistik dan Distribusi, standar Gizi dan Menu, dan standar Administrasi dan Pelaporan

Menurutnya, ketujuh standar tersebut akan menjadi acuan nasional dalam penyelenggaraan Program MBG, agar masyarakat khususnya siswa sekolah, mendapatkan asupan yang aman, sehat, dan bergizi seimbang.

“Kami ingin setiap dapur SPPG tidak hanya berfungsi sebagai tempat memasak, tetapi juga sebagai pusat pelayanan gizi yang berstandar tinggi. Ke depan, tenaga penyelenggara SPPG harus memiliki sertifikasi dan kompetensi yang diakui, yang nantinya akan diterbitkan BNSP,” tegas Mamiq Iwan.

Kegiatan pelatihan tersebut diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku lapangan dalam menyukseskan program prioritas nasional di bidang gizi.

Mamiq Lalu juga menyampaikan apresiasi kepada panitia dan seluruh pihak, yang telah mendukung terselenggaranya pelatihan di Lombok ini.

“Terima kasih kepada seluruh panitia dan peserta yang telah berkomitmen hadir dan belajar. Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi langkah nyata memastikan anak-anak kita tumbuh sehat, kuat, dan cerdas,” pungkasnya.

Melalui kegiatan tersebut BGN RI menegaskan komitmennya, dalam meningkatkan mutu dan keamanan penyelenggaraan program gizi nasional. Lombok menjadi salah satu titik penting pelaksanaan pelatihan, dengan harapan praktik baik ini dapat menjadi model bagi wilayah lain di Indonesia. (red)

Keterangan Foto:

Sekretaris Deputi (Sesdep) Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN RI, Kombes Pol. Lalu Muhammad Iwan Mahardan, S.I.K., M.M., memberikam sambutan pada Pelatihan Standarisasi Penyelenggaraan Satuan Penyelenggara Pelayanan Gizi (SPPG) dan Uji Kompetensi bagi penyelenggara SPPG di Pulau Lombok, di Hotel Marumata, Senggigi, Senin (06/10).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *