NTB Menuju Hub Pariwisata: Mimpi, Jalan Terjal, dan Rute ke Perth

Gubernur Lalu Muhamad Iqbal foto bersama pengurus BPPD NTB. (ist)

NTB lagi-lagi bicara pariwisata. Seolah-olah kita semua sepakat bahwa masa depan daerah ini ada di sana. Gubernur Lalu Muhamad Iqbal, dalam pertemuannya dengan BPPD di kantor gubernur, Rabu (27/8), menyebut mimpi besar. NTB jadi hub pariwisata dunia.

Bahasanya keren: hub. Bahasa gampangnya, NTB mau jadi simpul penghubung, titik transit wisata, tempat orang datang sebelum ke mana-mana. Salah satu jalannya, penerbangan langsung Mataram–Perth yang katanya bakal terbang Oktober nanti. Dari Australia, orang bisa mendarat di Lombok, lalu menyebar ke seluruh destinasi.

Tapi, mimpi tak selalu semulus brosur pariwisata. Gubernur sendiri mengaku, antara Dinas dan BPPD saja sering duplikasi kerja. Katanya karena anggaran dan kewenangan yang nggak jelas. Lah, kalau mesin promosinya masih saling tumpang tindih, bagaimana mau terbang tinggi?

Soal rute domestik, NTB juga mau jadi saudara dekat Labuan Bajo. Katanya sudah dicoba, seminggu tiga kali, eh malah full. Lalu ditambah jadi enam kali seminggu, sekarang malah bisa dua kali sehari. Itu pertanda apa? Bahwa keinginan orang untuk jalan-jalan sebenarnya kuat. Tinggal negara bisa kasih jalan atau tidak.

Pariwisata ini bukan sekadar brosur atau baliho. Ini soal orang-orang yang menyambut tamu, soal keadilan bagi masyarakat lokal, soal siapa yang sebenarnya untung. Kalau NTB betul-betul jadi hub, jangan sampai rakyatnya cuma jadi penonton bandara dan hotel megah.

Cita-cita besar itu sah-sah saja. Tapi ingat, jangan sampai hub hanya jadi kata keren di seminar, sementara rakyat masih sibuk mikirin listrik yang byar-pet dan harga sembako yang naik-turun.

Kalau NTB mau mendunia, ya mulailah dengan merapikan rumah sendiri. Karena tamu akan betah hanya kalau tuan rumah benar-benar siap menyambut dengan tulus, bukan sekadar brosur manis. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *