MATARAM (NTBNOW.CO)–Penampilan memukau para pegiat street dance asal NTB dalam ajang Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII 2025, mendapat pujian langsung dari Ketua Umum Federasi Dance dan Break Indonesia (FDBI), Ardiyansyah Djafar. Menurutnya, kualitas koreografi dan ekspresi yang ditampilkan pegiat NTB sudah layak bersaing di level internasional.
“Mereka itu sudah level dunia. Saya yakin, saat berlaga di Los Angeles nanti, mereka mampu membawa pulang hasil terbaik untuk Indonesia,” ujar Ardiyansyah saat ditemui di Taman Budaya, Mataram, Minggu (27/7).
Ardiyansyah menilai, NTB merupakan salah satu daerah yang berhasil menonjol dalam kompetisi FDBI. Bahkan, grup street dance asal NTB ini kerap diundang tampil di Jakarta dengan nilai kontrak yang fantastis.
“Bayangkan, satu grup dengan lima penari itu saja tiketnya bisa sampai 20 juta. Itu belum termasuk biaya lainnya. Artinya, mereka punya nilai komersial dan artistik yang diakui,” jelasnya.
Dalam menilai kualitas karya peserta, Ardiyansyah mengacu pada pendekatan yang ia sebut “FATS” singkatan dari Foundation, Artistry, Technical Execution, dan Strategy. Ia menekankan pentingnya pemahaman terhadap teknik dasar gerakan, kemampuan mengeksekusi koreografi dengan tepat, serta kejujuran dalam ekspresi.
“Tari itu adalah ekspresi diri, bukan sekadar gerakan yang dihafal. Kalau tidak jujur dari dalam, itu bukan tari itu akting,” tegasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya pemahaman musikalitas dan keberanian bereksperimen. Bagi Ardiyansyah, battle dance bukan hanya soal adu gerak, tapi juga tentang strategi dan keunikan karakter penampil.
Sebagai Ketum FDBI yang baru saja terpilih kembali dalam Musyawarah Nasional, Ardiyansyah membawa misi besar: membangun industri street dance yang berkelanjutan di daerah. Ia mendorong para pegiat di seluruh provinsi agar tak sekadar bergantung pada dana APBD/APBN, melainkan mengembangkan potensi ekonomi mandiri melalui pendidikan, portofolio building, dan koneksi bisnis.
“APBD itu hanya vitamin, bukan makanan utama. Jangan mengandalkan subsidi semata. Bangun industri mandiri, kembangkan potensi lokal,” serunya.
Ardiyansyah juga berharap kesuksesan NTB dalam ajang ini bisa menjadi pemantik semangat bagi daerah lain. “Semoga makin banyak provinsi yang terpacu membangun gerakan ini dengan lebih serius,” imbuhnya. (can)
Keterangan Foto:
FORNAS: Peserta para pegiat street dance saat beradau di atas panggung Inorga FDBI Fornas VIII di Taman Udayana Mataram, NTB. (susan/ntbnow.co)