MATARAM- Tiga mahasiswi Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) UIN Mataram kembali mengharumkan nama kampus di panggung internasional. Mereka adalah Pipit Safitri, Rabiatul Adawiyah, dan Naziva Munaziroh, hafizoh sekaligus aktivis akademik yang sukses menorehkan prestasi membanggakan dalam program pertukaran pelajar Semangat Muda Indonesia (SMI) yang dilaksanakan di tiga negara yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand. (Sabtu, 12/03)
Program internasional ini melibatkan pemuda-pemudi terpilih dari seluruh Indonesia yang lolos seleksi ketat berdasarkan kemampuan akademik, kepemimpinan, serta wawasan kebangsaan. Dalam program tersebut, Pipit Safitri dan dua rekannya tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga berperan aktif sebagai duta budaya dan keislaman yang membawa semangat Islam moderat dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Selama kegiatan, Duta UIN Mataram mengajar di Sekolah Indonesia Singapura LTD, mengikuti studi banding ke Universitas Malaya di Malaysia, dan menjalani aktivitas sosial serta eksplorasi budaya di Thailand. Dalam setiap negara, ketiganya konsisten memperkenalkan seni baca Al-Qur’an, memperkuat nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, serta menyampaikan wajah Islam Indonesia yang damai dan inklusif kepada masyarakat internasional.
“Kami merasa sangat bersyukur dan bangga bisa menjadi representasi UIN Mataram. Ini bukan sekadar perjalanan pribadi, tetapi bentuk nyata kontribusi kami dalam memperkenalkan wajah Islam yang ramah dan budaya Nusantara yang kaya di level global,” ungkapnya
Rektor UIN Mataram, Profesor Masnun Tahir menyampaikan apresiasi tinggi kepada ketiga mahasiswi tersebut. Ia menilai bahwa keberhasilan mereka menjadi bagian dari langkah nyata UIN Mataram dalam mewujudkan visi internasionalisasi kampus berbasis nilai-nilai keislaman dan kebudayaan.
“Keikutsertaan Pipit, Rabiatul, dan Naziva adalah cerminan dari potensi luar biasa mahasiswa kita. Mereka bukan hanya hafizoh yang memahami nilai-nilai Al-Qur’an, tetapi juga mampu mentransformasikan nilai tersebut dalam diplomasi budaya dan perdamaian lintas negara,” ujar Rektor.
Rektor juga menambahkan bahwa saat ini UIN Mataram telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 15 perguruan tinggi luar negeri. “Program seperti ini memperkuat upaya kami dalam mencetak generasi Islam yang tidak hanya unggul secara akademik, tapi juga berdaya saing global dan kuat secara spiritual,” lanjutnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Profesor Lukman Hakim, turut memberikan apresiasi dan dukungan. Ia menyebut keberhasilan mahasiswi tafsir ini sebagai bukti bahwa kampus Islam mampu mencetak intelektual muda yang adaptif, berjiwa pemimpin, dan membawa pesan-pesan Islam wasathiyah di level internasional.
Dengan semangat juang, intelektualitas, dan komitmen terhadap nilai-nilai keislaman yang moderat, trio hafizoh UIN Mataram ini telah membuktikan bahwa perempuan Muslim Indonesia dapat menjadi agen perubahan global, mengusung dakwah yang damai serta budaya bangsa yang luhur dan bermartabat. (jho)