PARIWISATA menjadi salah satu sektor andalan untuk mengisi pundi pundi pendapatan daerah. Maka tidak berlebihan kalau penguasa daerah sebelumnya sampai sekarang, Gubernur NTB Terpilih Lalu Muhammad Iqbal yang akan dilantik 20 Februari 2025, sangat konsen dengan sektor pendulang dolar itu.
Ketertarikan di bidang pariwisata bahkan telah terpotret sejak musim kampanye lalu. Dimana-mana bidang pariwisata jadi barang jualan dan sampai sini masih jadi pokok bahasan di forum forum resmi bahkan di acara ngurisang (aqikah, Red).
Yang terbaru penegasan LIM–panggilan akrab Lalu Iqbal, disampaikan di FGD yang digelar Forum Wartawan Ekonomi yang kerjabareng UIN, Minggu (2/02).
Kata gubernur yang rendah hati itu, ke depan sektor pariwisata NTB fokus ke quality tourism. Karena yang dibutuhkan adalah sustainable tourism yang dampak sosialnya dan lingkungannya paling sedikit.
“Ini sudah dua bulan saya melakukan medical check up kondisi birokrasi kita. Saya akan audit birokrasi setelah pelantikan. Kita butuh birokrasi yang ramping namun kuat sehingga bisa lari kencang nantinya,” paparnya di hadapan para pelaku, praktisi pariwisata akademisi, MGPA, di Gedung UIN.
Salah satu yang LIM temukan adalah BPPD dan Dinas Pariwisata. Keduanya masih tumpang tindih. Dia ingin semua anggaran yang keluar menuju ke satu prioritas yang telah digariskan oleh pimpinan.
Dispar fokus mengenai penataan dan mengurus hal-hal yang bagus terkait dengan pariwisata. Kalau promosi urusan BPPD. “Saya ingin BPPD melakukan promosi dengan cara yang transparan. Saya janji ke teman2 tak akan meyusahkan teman-teman nantinya,” katanya lagi.
Sport tourism juga jadi bidikan. Tim transisi dituturkan mulai melakukan pengkajian untuk sport tourism. Pembangunan sport tourism dan mini zoo di wilayah Selatan direncanakan. Harapannya dari Januari – Desember penuh dengan event-event pariwisata. Pasti akan turun harga tiket karena permintaan banyak. Itu hukum pasar. Daripada paksa airline menurunkan harga tiket.
“Saya sudah bicara dengan garuda dan Lion Group agar ada extra flight setiap ada event besar di NTB. Mereka sudah setuju,” katanya meyakinkan.
Pertanyaan besar apakah NTB telah siap dengan quality tourism dan keberlanjutan?
NTB memang terus berbenah untuk menjadi destinasi wisata yang mengutamakan pengalaman premium dan keberlanjutan. Dengan potensi alam yang luar biasa serta berbagai event internasional seperti MotoGP di Mandalika, NTB semakin menarik perhatian wisatawan yang mengutamakan kualitas. Namun, kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur masih menjadi tantangan utama dalam mewujudkan pariwisata berkualitas.
Salah satu aspek krusial dalam pengembangan quality tourism adalah kesiapan SDM. Sektor pariwisata membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan tinggi, terutama dalam layanan hospitality, penguasaan bahasa asing, dan pemanfaatan teknologi digital.
Saat ini, masih banyak tenaga kerja pariwisata yang belum memiliki sertifikasi standar internasional. Keterampilan komunikasi dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris, juga masih perlu diperkuat, terutama bagi para pemandu wisata dan pelaku usaha kecil di sektor pariwisata.
Selain keterampilan teknis, pemahaman tentang pariwisata berkelanjutan juga menjadi tantangan tersendiri. Wisata berkualitas tidak hanya menekankan kenyamanan dan layanan premium bagi wisatawan, tetapi juga memastikan bahwa sektor ini memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat lokal.
Sayangnya, masih banyak pelaku industri pariwisata yang belum memahami konsep pelestarian lingkungan dan pengelolaan destinasi yang berkelanjutan. Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam dan budaya juga masih perlu ditingkatkan agar pariwisata tidak justru merusak daya tarik utama NTB.
Di sisi infrastruktur, NTB telah memiliki berbagai fasilitas pendukung, termasuk Bandara Internasional Lombok yang melayani penerbangan domestik dan internasional serta akses jalan yang mempermudah perjalanan wisatawan ke destinasi utama seperti Mandalika dan Gili Trawangan. Namun, aksesibilitas ke beberapa destinasi eksklusif di Pulau Sumbawa dan gili-gili di Lombok masih menjadi tantangan. Perlu adanya peningkatan transportasi publik serta konektivitas yang lebih baik untuk memastikan wisatawan dapat menikmati seluruh potensi wisata NTB tanpa hambatan.
Selain itu, tata kelola destinasi wisata juga masih memerlukan perbaikan. Beberapa destinasi belum menerapkan konsep carrying capacity atau daya dukung wisata yang mengontrol jumlah pengunjung agar tidak merusak lingkungan. Regulasi terkait green tourism certification juga masih terbatas, padahal sertifikasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa pariwisata berkembang dengan prinsip keberlanjutan. Pengelolaan limbah di kawasan wisata juga masih menjadi persoalan yang harus segera ditangani agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Untuk menjawab berbagai tantangan ini, sejumlah langkah strategis mulai diterapkan. Salah satu upaya utama adalah meningkatkan pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja di sektor pariwisata agar mereka lebih siap menghadapi persaingan global. Pendidikan pariwisata juga terus diperkuat, baik di tingkat perguruan tinggi maupun sekolah menengah kejuruan, dengan menambahkan kurikulum yang lebih berorientasi pada hospitality dan ekowisata.
Pembangunan infrastruktur hijau juga menjadi fokus utama dalam mewujudkan wisata berkelanjutan. Penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang lebih baik, serta penerapan teknologi digital dalam layanan wisata semakin didorong agar sektor ini bisa berkembang tanpa merusak lingkungan. Digitalisasi juga menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing NTB sebagai destinasi wisata kelas dunia. Pemanfaatan teknologi seperti smart tourism, e-ticketing, serta pemasaran berbasis pengalaman melalui platform digital dapat membantu NTB menarik wisatawan berkualitas yang mencari pengalaman unik dan autentik.
Regulasi keberlanjutan juga mulai diperkuat dengan penerapan zonasi wisata dan pengelolaan destinasi berbasis komunitas. Pemerintah daerah bersama Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) dan berbagai stakeholder terkait terus mendorong penerapan konsep community-based tourism, di mana masyarakat lokal tidak hanya menjadi bagian dari industri pariwisata, tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomi secara langsung dari sektor ini. Dengan pendekatan ini, NTB tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
NTB akan berupaya menggeser fokus dari mass tourism ke quality tourism dengan menargetkan wisatawan premium yang lebih menghargai pengalaman dan keberlanjutan.
Pergeseran ini diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih besar, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta menjaga keaslian budaya lokal.
Jika strategi ini berjalan sesuai rencana, NTB dapat menjadi model pariwisata berkualitas di Indonesia dan bahkan dunia. Semoga. (abdus syukur dan berbagai sumber)
Keterangan Foto:
Gubernur NTB Terpilih Lalu Muhammad Iqbal. (ist)