Kesempatan Terakhir
Dengan keputusan bulat, mereka memutuskan untuk mengirim laporan melalui email aman ke kontak di luar kota, yang bisa mempublikasikan berita itu tanpa terdeteksi. Setelah mengatur semua dengan hati-hati, mereka akhirnya menekan tombol kirim.
“Saya berharap ini berhasil,” kata Mira dengan nada penuh harap. Arman mengangguk, merasa ada beban berat yang terangkat dari bahunya.
Namun, saat mereka bersiap untuk merencanakan langkah selanjutnya, suara sirene polisi mendekat. “Kita harus pergi dari sini, sekarang!” seru Arman, panik.
Mereka berlari keluar rumah, menyusuri gang-gang kecil, berusaha menghindari patroli yang berpatroli di jalan-jalan. Mereka tahu bahwa waktu tidak berpihak pada mereka, dan mereka harus segera keluar dari kota sebelum situasi semakin memburuk.
Setelah berjam-jam bersembunyi dan melarikan diri, mereka akhirnya menemukan tempat aman di rumah seorang teman di pinggiran kota. Di sana, mereka bisa bernafas lega dan beristirahat sejenak.
Pagi berikutnya, Arman dan Mira membuka laptop dan melihat berita yang sudah mulai menyebar. Judul besar di ntbnow.co berbunyi, “Korupsi Besar-besaran Terungkap: Pejabat Kota Diduga Terlibat.” Di bawahnya, ada rincian yang mereka siapkan semalam.
“Hasilnya!” seru Mira, tidak bisa menahan rasa bangganya. “Kita berhasil!”
Arman tersenyum, tetapi saat yang sama, ia tahu bahwa pertempuran ini belum sepenuhnya selesai. Mereka masih harus menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Namun, satu hal yang pasti: mereka telah melakukan yang benar.
Dengan tekad yang baru, Arman dan Mira memutuskan untuk terus melanjutkan perjuangan mereka sebagai jurnalis, membongkar kebenaran demi kepentingan masyarakat. Mereka tahu, meskipun banyak rintangan yang akan datang, kebenaran akan selalu menemukan jalannya. (ai/bersambung)
Ilustrasi Foto: bing.com