Dalam Kejaran…..
Arman berlari menyusuri lorong-lorong kota, berusaha menjauh dari Balai Kota dan polisi yang mungkin mulai curiga. Dengan amplop penting di tangannya, ia tahu bahwa kini dia tidak hanya berhadapan dengan kebenaran yang tersembunyi, tapi juga dengan ancaman nyata yang datang dari orang-orang berkuasa.
Ia berhenti sejenak di sudut jalan, bersembunyi di antara bayangan bangunan, mencoba menenangkan napasnya. Pikiran tentang apa yang akan terjadi jika dia tertangkap mulai menghantuinya. Namun, ia segera mengusir ketakutan itu. Ini bukan saatnya untuk mundur.
Arman mengambil ponselnya dan menghubungi satu-satunya orang yang bisa ia percaya di saat genting ini: Mira (nama rekaan), sahabat dan rekan sesama wartawan yang selalu siap di garis depan. “Mira, aku punya sesuatu besar. Aku perlu bantuanmu,” ucapnya dengan napas tersengal.
“Di mana kau sekarang?” Mira menjawab dengan nada waspada.
“Di dekat Balai Kota. Aku punya dokumen yang membuktikan korupsi besar. Kita harus bertemu segera, sebelum semuanya terlambat.”
Mira terdiam sejenak, tapi kemudian menjawab, “Oke, aku akan menemuimu di tempat biasa. Cepatlah.”
Arman mengangguk, meskipun Mira tak bisa melihatnya. Ia tahu apa yang harus dilakukan. Jalan di depannya penuh dengan tantangan, tapi ini adalah kesempatan seumur hidup untuk membongkar kebenaran yang selama ini tersembunyi. (bersambung)
Ilustrasi Foto: bing.com