MATARAM (NTBNOW.CO) – Warga Gili Trawangan dan Gili Meno, Kabupaten Lombok Utara (KLU), Nusa Tenggara Barat (NTB), menghadapi ancaman krisis air bersih. Hal ini terjadi setelah izin pengeboran pipa bawah laut milik PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) dicabut oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Kepala UPT Gili Trawangan, Mawardi, mengungkapkan masyarakat serta pengusaha di Gili Trawangan dan Gili Meno selama ini sangat bergantung pada pasokan air bersih dari TCN yang memanfaatkan teknologi pengolahan air laut. Saat ini, kondisi semakin mengkhawatirkan karena penurunan debit air laut.
“Air bersih di sini bersumber dari pengolahan air laut oleh PDAM dan PT TCN. Kalau pasokan air dihentikan, akan berdampak langsung pada sektor pariwisata. Satu hari saja tanpa air sudah sangat merepotkan. Kami khawatir dampaknya terhadap kunjungan wisata,” jelas Mawardi, Selasa (8/10) di Mataram.
Mawardi menyebutkan target kunjungan wisata ke Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air yang diperkirakan mencapai 2 juta wisatawan bisa terancam gagal tercapai jika masalah pasokan air ini tidak segera diatasi.
Krisis air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno telah menyebabkan kerugian besar bagi pengusaha dan masyarakat setempat. Hotel-hotel di ketiga Gili kesulitan mendapatkan air bersih, terutama sejak terjadi penurunan jumlah wisatawan pada Juni 2024, dengan penurunan sekitar 3.000 hingga 4.000 pengunjung per hari. Pada Oktober, jumlah kunjungan diperkirakan hanya mencapai 2.000 per hari, namun diprediksi akan meningkat menjelang akhir tahun.
“Kami berharap ada solusi karena kebutuhan air di Gili Trawangan dan Gili Meno masih bergantung pada PT TCN untuk distribusi air. Sementara Gili Air mendapatkan pasokan dari PDAM yang disalurkan dari darat,” tambahnya.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Fathul Gani, menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah KLU sedang berupaya mencari solusi cepat terkait permasalahan ini. Pertemuan lanjutan dengan pihak-pihak terkait akan segera dilakukan.
“Saat ini, distribusi air masih dilakukan oleh PT TCN, namun kami juga sedang mengkaji alternatif sumber air bersih yang ramah lingkungan untuk kedua Gili tersebut,” ujar Fathul.
Ia menambahkan bahwa kajian yang lebih mendalam diperlukan untuk menentukan langkah selanjutnya. “Kita tidak bisa terlalu bergantung pada pengeboran karena memiliki dampak lingkungan yang perlu diminimalisir,” pungkasnya. (can)
Keterangan Foto:
Kepala UPT Gili Trawangan, Mawardi. (ist)