BOGOR (NTB NOW.CO)–Memperingati Hari Tenun Nasional yang jatuh pada 7 September, Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Bogor menggelar acara Bincang Santai dan Peragaan Tenun bertema “Ragam Tenun Nusantara” di Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor, pada 7 September 2024. Kegiatan ini diadakan untuk meningkatkan apresiasi terhadap kain tenun sebagai warisan budaya Indonesia.
Hari Tenun Nasional sendiri telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden pada 16 Agustus 2021. Tenun, yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia sejak 25 Maret 2022, kini menjadi simbol identitas budaya bangsa.
Sitawati Ken Utami, Ketua PBI Bogor, menyatakan, “Kain tenun tidak hanya memiliki nilai estetis, tetapi juga kaya akan filosofi dan kearifan lokal. Seni menenun sangat erat kaitannya dengan budaya, kepercayaan, dan organisasi sosial masyarakat setempat.”
Direktur Pusat Studi Kebudayaan Sunda UMBARA, Meita Lesmiaty Khasyar, turut hadir dalam acara ini. Ia menyampaikan rasa bangga dan harunya dapat mengikuti acara ini. “Kegiatan ini memperluas wawasan kami tentang ragam tenun Nusantara, serta menjadi ajang berbagi informasi mengenai makna desain, bahan dasar, dan cara perawatan kain tenun,” ungkapnya.
Meita berharap agar UMBARA dapat berkolaborasi dengan PBI Bogor dalam meningkatkan eksistensi budaya Indonesia di kalangan generasi muda.
Ketua Umum PBI, Rahmi Hidayati, dalam sambutannya menekankan tenun tradisional bukan sekadar seni tekstil, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. “Tenun melambangkan berbagai aspek kehidupan, mulai dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian,” ujarnya.
Sementara itu, PLH Sekretaris Dinas Perpustakaan Kota Bogor, Risna Widiastuti, menyampaikan terima kasih kepada PBI Bogor yang telah mempercayakan Perpustakaan Kota Bogor sebagai lokasi acara Ragam Tenun Nusantara. Ia menekankan tenun sebagai warisan budaya leluhur merepresentasikan kemajuan kebudayaan dan teknologi tradisional Indonesia.
Pada acara ini, para peserta memperagakan kain tenun dari berbagai daerah seperti Sumatera, Kalimantan, Baduy, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi, serta menjelaskan filosofi di balik koleksi tenun mereka. Salah satu peserta, Farida Agustina Rebecca dari NTT, menjelaskan tenun dari Timor Tengah Selatan menggunakan bahan alami seperti kapas dan pewarna dari alam, termasuk warna biru dari daun tarum dan merah dari kulit pohon nangka.
Dengan peringatan Hari Tenun Nasional, diharapkan kain tenun Indonesia semakin dikenal, baik di dalam maupun luar negeri, dan menjadi bagian dari identitas bangsa yang harus dilestarikan. (nn/jejakpers)