BOGOR (NTBNOW.CO)–Dalam meningkatkan eksistensi kebudayaan Sunda, Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Bogor bekerjasama dengan Komunitas Aksara Sunda (KUAS) Bogor melaksanakan program Aksara Nusantara Keliling Jabodetabek. Salah satu kota tujuannya yaitu kota Bogor, Minggu (28/07/2024) di Perpustakaan Kota Bogor.
Pelatihan tersebut dihadiri oleh anggota Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Bogor, Universitas Muhammadiyah Bogor Raya, Wanita Katolik RI (WKRI) Bogor, Kadamas Bogor, dan masyarakat umum.
Meita Lesmiaty Khasyar, Direktur Pusat Kebudayaan Sunda Umbara, menyatakan, “Umbara memiliki jargon ‘dari Tatar Sunda untuk Dunia’ yang bertujuan mengeksplorasi kebudayaan Sunda dalam rangka melestarikan dan mengembangkan budaya Sunda ke kancah internasional.”
Ridwan Maulana sebagai writing tradition dan ADN (Aksara di Nusantara), membahas sejarah aksara di Indonesia serta berbagai jenis aksara di Nusantara. “Aksara Nusantara merupakan sistem tulisan tradisional kepulauan Nusantara yang merujuk pada aksara abugida turunan Brahmi. Aksara Nusantara masih diajarkan sebagai muatan lokal di masing-masing daerah di Indonesia,” jelasnya
Ketua KUAS Bogor, Abah Asep Saepudin, menyatakan, “Pelatihan aksara di Kota Hujan ini bertujuan untuk mengenal dan belajar aksara Nusantara, khususnya aksara Sunda, di kalangan masyarakat. Pelatihan ini meliputi pengenalan, penulisan, dan makna dari aksara Sunda.”
Selain fokus mengajarkan Aksara Sunda Baku, Abah Asep juga mengenalkan aksara Sunda CRP (Carita Ratu Pakuan), Aksara Sunda Kawali, Aksara Buda Front SSKK, Aksara Sangsaka Tarunda, dan Aksara Sunda Cacarakan.
Siti Aisyah, pemateri ketiga, memaparkan tentang Aksara Sunda Baku. “Aksara Sunda mempunyai sifat ‘logo-silabik’, yang artinya sistem tulisan aksara Sunda menggunakan satu lambang untuk setiap satu suku kata. Aksara Sunda terdiri atas 7 aksara swara ‘vokal mandiri’, 18 aksara ngalagena ‘konsonan’ yang berasal dari suara bahasa Sunda, dan 5 aksara ngalagena ‘konsonan’ yang berasal dari suara bahasa asing,” jelasnya. Selain itu, terdapat lambang-lambang bilangan berupa angka dasar yang memiliki nilai hitungan mulai dari nol sampai sembilan.
Ketua PBI Bogor, Sitawati Ken Utami, mengapresiasi pelatihan aksara Sunda. Penyelenggaranya kerjasama PBI Bogor dan KUAS. “Kegiatan ini sangat bermanfaat sebagai upaya pelestarian kebudayaan Sunda,” ujarnya.
Sekretaris PBI Bogor, Natalia Yuliyanti, menambahkan, “Kita sebagai ibu harus mengenal aksara Sunda untuk diajarkan pada keluarga maupun masyarakat untuk mempertahankan Bahasa Ibu, khususnya bahasa Sunda.”
Kegiatan ini ditutup dengan kuis permainan kartu aksara Sunda dan foto bersama. Para peserta kemudian mengikuti tur galeri Bumi Parawira Perpustakaan Kota Bogor. (NN/jejak pers)