GRESIK (NTBNOW.CO) – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno, memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik yang kini telah memasuki tahap operasi.
Eddy Soeparno mengungkapkan, “Kami sangat menghargai PTFI yang telah mencapai tahap operasi sesuai jadwal yang telah disepakati dengan pemerintah. Kami berharap proses ini akan terus berjalan lancar hingga produksi pada bulan Agustus dan produksi penuh di bulan Desember 2024.”
Smelter Freeport dianggap krusial dalam mendukung program hilirisasi mineral Indonesia. Eddy berharap, smelter ini dapat memberikan manfaat optimal bagi bangsa dan negara. “Kami berharap produksi akan berkembang lebih lanjut, sehingga output PTFI dapat sepenuhnya diserap di dalam negeri. Setelah berdirinya Smelter PTFI, akan ada dorongan lebih besar bagi pemerintah untuk menghadirkan industri turunan agar nilai tambah dari output smelter tidak hanya diekspor tetapi juga dikelola di dalam negeri,” tambahnya.
Eddy juga berharap pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian, akan mengeluarkan kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan industri dalam negeri dan pemanfaatan hasil produk dari Smelter PTFI di dalam negeri.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengungkapkan bahwa sejak Agustus 2024 hingga Desember 2024, sekitar 400 ribu ton konsentrat akan dimurnikan di Smelter PTFI. “Kami menargetkan mulai produksi pada bulan Agustus dan ramp up 100% pada bulan Desember 2024. Setelah beroperasi penuh, kapasitas Smelter PTFI dan PT Smelting akan mampu memurnikan seluruh konsentrat tembaga PTFI di dalam negeri yang mencapai sekitar 3 juta ton per tahun,” jelas Tony.
Menurut Tony, konsentrat tembaga hasil penambangan di Papua akan sepenuhnya dimurnikan di dalam negeri. “Tugas kita bersama adalah memastikan katoda tembaga dari Smelter PTFI bisa dikonsumsi di dalam negeri. Kami berharap akan muncul industri hilir yang memanfaatkan katoda tembaga yang dihasilkan smelter PTFI,” tambahnya.
Produk utama smelter PTFI terdiri dari katoda tembaga, emas, dan perak batangan, sementara produk sampingnya meliputi asam sulfat, slag, PGM, dan selenium.
Dalam kunjungannya, Komisi VII DPR RI melakukan peninjauan langsung ke berbagai area smelter, termasuk refinery, area operasi smelter, fasilitas asam sulfat, control room, dan anode casting. (rls)