LOBAR (NTBNOW.CO)—Salah satu bentuk kepedulian kepada anak-anak adalah memberikan pelajaran sejak dini tentang kehidupan dan cinta tanah air. Anak Indonesia adalah harapan bangsa, anak Indonesia adalah kekayaan yang tak ternilai harganya.
Mereka adalah asset besar bangsa, tegas Sub Koordinator Partisipasi Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Maira Himadhani, ST, MSc, saat kegiatan Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku (Sehat Mental, Keluarga Cerdas dan tangguh) dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme.
Kegiatan yang diikuti 100 lebih para siswa perempuan dan para ibu guru serta orang tua siswa melalui Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) NTB tahun 2024 dilaksanakan di Aula Pusat Layanan Kantor Terpadu Tanjung Kabupaten Lombok Utara, Senin, 29 Mei 2024.
Maira yang sudah beberapa kali datang ke NTB untuk mengikuti kegiatan BNPT bersama FKPT NTB mengatakan di tangan anak-anaklah nantinya yang akan membanggakan bumi pertiwi, dan merekalah yang akan membawa perubahan Indonesia menuju arah yang lebih baik.
Karena itu, saat ini adalah waktu yang tepat untuk terus menumbuhkembangkan sikap mental, perilaku, potensi dan karakter positif mereka, ungkapnya.
Menurutnya, dunia pendidikan di sekolah merupakan bagian dari Tri Pusat Pendidikan untuk belajar. Selain pendidikan dalam keluarga dan masyarakat.
Di sekolah formal mereka mengenal pengetahuan dan keterampilan serta mulai mengembangkan sikap dan karakter cinta tanah air yang mulai tumbuh dari lingkungan sekolah dan rumah.
Membiasakan pada hal-hal yang baik dan positif adalah kewajiban guru di sekolah dan orang tua di rumah. Semua harus bersinergi, harap Maira memberikan semangat kepada peserta.
Ketua FKPT NTB, H Ruslan Abdul Gani, SH, MH diwakili Kabid Hukum dan Media, H Rachman Hakim, SH mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan sikap toleran dan menghargai kemajemukan bangsa pada anak usia sekolah menengah, para guru dan orang tua sebagai pilar keluarga dalam terciptanya ketahanan keluarga sebagai salah satu upaya menangkal radikalisme terorisme.
Pada sisi lain, dia mengatakan diperlukan adanya pengetahuan akan pentingnya peran ibu sebagai ujung tombak keluarga dalam mendukung terciptanya ketahanan keluarga. Serta penanaman nilai-nilai Pancasila dan toleransi terhadap sesama pada anak dan remaja yang ditanamkan sejak dini dalam rangka proses pencegahan paham radikalisme.
Kegiatan yang berlangsung seharian tersebut diikuti sangat antusias para siswa sekolah dan santri pondok pesantren (Ponpes) dan sejumlah guru-guru dan orang tua.
Dua pemateri hadir dalam kegiatan tersebut, selain Maira Himadhani dari BNPT, juga hadir nara sumber nasional seorang dosen UI sekaligus peneliti Mila Viendyasari, S.Sos, M.Si membawakan materi Generasi Smart, sehat mental, keluarga cerdas dan tangguh.
Pada sesi akhir kegiatan, dengan dipandu Kepala Sekolah SMPN 1 Tanjung, Ahmad Toha, S,Pd baik siswa maupun guru beserta sebagian orang tua yang mengikuti kegiatan diberi tugas untuk menulis surat.
Saat membaca surat masing-masing perwakilan siswa dan guru serta orang tua semua peserta nampak dibawa perasaan. Dan dari semua surat yang mereka buat memberikan harapan rasa terima kasih atas jasa orang tua yang telah membesarkan mereka serta hampir semua memberikan harapan kepada anak-anaknya agar menjadi anak sukses. (*)